Image of Nusa Selayar : Sejarah & Kebudayaan Masyarakat Di Kawasan Timur Nusantara

Text

Nusa Selayar : Sejarah & Kebudayaan Masyarakat Di Kawasan Timur Nusantara



”Ketika sejarah telah semakin dominan, berarti pemikiran rasional dan sikap kritis telah semakin berhasil mengatasi pemikiran mitologis. Kalau hal ini telah terjadi, maka yang dipermasalahkan berikutnya adalah perspektif kesejarahan. Dari sudut perspektif apakah atau siapakah masa lalu harus dipelajari?. Masa lalu itu sebenarnya pasif meskipun tampak selalu menggoda untuk diketahui. Tetapi apakah yang ingin diketahui itu?. Kalau ini yang ditanyakan, maka kita pun juga terpaksa mengatakan bahwa awal dari pengerjaan sejarah itu bersifat subyektif. Masa lalu baru bisa berbicara (ataukah dikunjungi), setelah pertanyaan diajukan”, demikian ungkap Sejarawan terkemuka Taufik Abdullah. Dalam kaitan ini, sejarah bukan semata sebuah dialog mengenai masa lalu, tetapi referensi dalam menata masa depan bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk apa masa lalu Nusa Selayar dipelajari?. Pertanyaan ilmiah sekaligus keperihatinan historis akan masih kurang dan kerap alpanya Selayar dalam penulisan sejarah (historiografi) di Indonesia, merupakan pondasi ilmiah untuk sebuah bangunan bernama “Nusa Selayar” yang hendak dirancang sekarang. Sekadar digambarkan bahwa dalam beberapa penulisan sejarah, tampak Selayar cenderung masih terabaikan bahkan nyaris tidak dilirik. Dalam karya ternama sang nahkoda sejarah maritim di Indonesia sekaliber Andrian B. Lapian, baik dalam buku “Orang Laut, Raja laut, Bajak Laut”, maupun “Pelayaran Nusantara Abad XVI-XVII”, juga tampak ”alergi” melirik Selayar dan tidak memosisikan pulau ini sebagai bagian penting dalam jalur perdagangan Timur-Barat Indonesia maupun sebaliknya. Bahkan Christian Pelras sendiri melalui karya kesohornya bertajuk ”The Bugis”, Selayar tampak hanya disebut sesekali dalam ruang-ruang kajiannya tatkala ia membentang Dunia Bugis dalam deretan masa yang dibuatnya. Sumber tulisan tertua tentang Selayar yang dapat kita baca yakni Buku (Kitab) Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca, pun hanya membahas sepintas tentang Selayar. Demikian pula saat Anthony Reid memopulerkan karyanya ”South-east Asia in the Age of Commerce”, Selayar juga hanya disebut sepintas dan hanya sebagai pelengkap uraian di antara beberapa tempat yang disebut memiliki tanah tandus atau gersang di Sulawesi Selatan. Barulah Selayar mendapat porsi memadai dalam historiografi Indonesia, tatkala karya monumental dari Heersink ”The Green Gold of Selayar” yang telah mengukuhkan negeri Tanadoang ini sebagai pusat penghasil emas hijau. Bahkan karya yang lebih berorientasi sejarah ekonomi ini, telah mengurai tidak hanya aktivitas perdagangan kopra yang berlangsung. Sebaliknya, diungkap secara gamblang mengenai typologi masyarakat Selayar dan beberapa dimensi penting dari sejarah pulau terselatan dari Sulawesi ini. Satu hal yang juga cukup menggembirakan, yakni tatkala sejarawan kondang Edward L. Poelinggomang telah mencoba menyelipkan beberapa data mengenai peran penting Selayar di masa lampau dalam sederet uraian yang dituang dalam bukunya ”Perdagangan Maritim: Makassar Abad XIX”. Demikian pula ketika Rasyid Asba telah menjadikan Selayar sebagai ”bumbu ilmiah” untuk melengkapi datanya tentang aktivitas perdagangan kopra yang disajikan dalam bukunya ”Kopra Makassar: Perebutan Pusat dan Daerah”. Hanya saja, lagi-lagi sangat disayangkan karena dalam indeks buku ini tidak dicantumkan nama Selayar.


Ketersediaan

EBS0636902 AHM nPerpustakaan SDIT Al-Fityan School Gowa (E-Book)Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
Nonfiksi
No. Panggil
902 AHM n
Penerbit Rayhan Intermedia : makassar.,
Deskripsi Fisik
381 hlm (xiv + 367 hlm): 14 x 21 Cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-92662-9-2
Klasifikasi
902 Aneka ragam sejarah
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cet. 1
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya