Di negeri ini, sosok politisi seperti Syamsul Bachri termasuk langka, karena jumlahnya tidak banyak dan bisa dihitung oleh jari. Karir politiknya di Partai Golkar dan DPR begitu awet dengan rentang waktu yang cukup panjang. Dalam rentang waktu lebih dari dua dasawarsa, membuat dirinya mengalami beberapa era. Di Partai Golkar, ia telah mengalami era Harmoko, Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Setya Novanto, dan terakhir Airlangga Hartarto. Siapapun yang terpilih dalam setiap Musyawarah Nasional (Munas), ia pasti selalu terakomodir dalam jajaran kepengurusan DPP Golkar. Ia sama sekali tak lekang oleh Munas.

Karirnya di Senayan tidak pernah putus. Ia selalu terpilih dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) sejak penghujung era Soeharto hingga era Jokowi. Tidak heran kalau ia telah mengalami era enam Presiden Republik Indonesia. Mulai dari Soeharto, Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo. Dengan begitu, sebutan ‘politisi lintas zaman’ layak disematkan kepada Syamsul Bachri.

Dua puluh dua tahun berkiprah di dunia politik, bukan perkara mudah. Lantas, apa resep berpolitik Syamsul sehingga karier politiknya begitu awet? ''Jadikan dirimu kawan bagi siapapun, bukan ancaman.'' Ungkapannya. Caranya? ''Katakan, Apa yang bisa saya bantu?'' Patut direnungkan!

“...Menarik untuk menyimak kisah Roman Biografi Syamsul Bachri yang berlatar alam kehidupan terbuka yang kemudian ternyata membentuk pribadi dan karakter politiknya yang bisa diterima semua orang.” – Akbar Tandjung, Politisi Senior Golkar.