Amelia (Amel) adalah anak bungsu dari Bapak Syahdan dan Ibu Nurmas. Ia memiliki tiga orang kakak, Eliana, Pukat, dan Burlian, yang masing-masing juga memiliki kisah dan perjalanan hidupnya sendiri, seperti yang digambarkan dalam buku-buku "Si Anak Cahaya", "Si Anak Pintar", dan "Si Anak Spesial". Amel selalu dipandang sebagai anak yang lemah dan "penunggu rumah" oleh kedua orang tuanya, terutama oleh sang ayah.
Namun, Amel memiliki semangat dan tekad yang kuat. Ia tidak ingin menyerah pada stereotip yang melekat padanya. Ia ingin membuktikan bahwa dia juga bisa meraih impiannya dan menjadi anak yang berguna bagi keluarga dan kampung halamannya.
Selama masa kecilnya, Amel menyaksikan bagaimana kakak-kakaknya mengejar impian mereka, Eliana yang pemberani, Pukat yang cerdas, dan Burlian yang berjiwa petualang. Amel juga mulai mengembangkan minatnya pada dunia pendidikan dan lingkungan sekitar.
Saat memasuki usia sekolah, Amel menunjukkan kemampuan intelektual yang luar biasa. Ia juga memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu menginspirasi teman-temannya. Amel kemudian memiliki impian besar untuk membangun kampung halamannya dengan cara yang unik dan inovatif.
Dalam perjalanan hidupnya, Amel menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar. Namun, dengan dukungan orang tua dan semangat pantang menyerahnya, Amel mampu mengatasi segala rintangan dan mencapai tujuannya.
"Si Anak Kuat" adalah kisah tentang bagaimana seorang anak bungsu, yang dianggap lemah, mampu membuktikan bahwa dia memiliki kekuatan batin yang luar biasa. Novel ini juga menggambarkan betapa pentingnya dukungan keluarga, persahabatan, dan pendidikan dalam mewujudkan impian.